Rabu, 10 September 2008

KESEHATAN ANDA

ANTIOKSIDAN DAN PERANANNYA MENGATASI PENUAAN
Sistem pertahanan manusia.

Dari sejak dalam rahim ibu hingga akhir hayatnya, manusia secara terus menerus diserang oleh berbagai macam oksidan dari lingkungannya, di samping juga oleh berbagai bakteri, virus, jamur, parasit yang mampu masuk ke dalam tubuhnya dan menyerang sel-sel melalui zat-zat perusak yang dihasilkan mereka. Sebagian zat perusak yang berasal dari kelompok terakhir ini juga mempunyai sifat sebagai oksidan, yaitu membentuk radikal bebas yang mampu merusak sel-sel. Tetapi radikal bebas juga banyak dihasilkan dalam badan manusia sendiri sebagai akibat metabolisme yang berlangsung melalui reaksi kimia dari bahan-bahan yang diolah untuk kebutuhan hidupnya. Sepanjang reaksi ini berlangsung terkontrol di dalam sel-sel dan tidak melepaskan radikal bebas keluar sehingga berkeliaran menyerang sel-sel dan zat-zat lain, mereka tidak berbahaya. Untuk inilah maka manusia dilengkapi dengan sistem pertahanan untuk menangkal segala serangan dan mencegah berkeliarannya zat-zat perusak dan radikal bebas ini. Sistem ini dikenal sebagai sistem imun yang bertindak seperti polisi dalam menangkal dan menghancurkan segala yang dapat merusak sel-sel, sementara proses metabolisme normal dibiarkan berjalan dengan terkontrol sekalipun terbentuk pula radikal bebas. Sistem imun ini terdiri atas kelenjar thymus yang terletak di belakang tulang dada, beberapa jenis darah putih yang dapat mengenal penyerang yang datang dan kemudian bertindak membinasakannya sementara ia juga membuat antibodi, yaitu sejenis protein yang mampu mengenal protein musuh yang dinamakan antigen sehingga setiap kali musuh yang sudah dikenal antigennya muncul, antibodi akan langsung menandainya untuk dihancurkan oleh unsur sistem imun yang lain. Juga termasuk dalam sistem imun adalah: limpa yang berfungsi menyingkirkan sel-sel darah merah yang tidak efektif lagi menyerap oksigen, kelenjar dan saluran getah bening (sistem limfe)yang menghasilkan limfosit, yaitu bagian unsur darah putih yang dapat membinasakan penyerang, beberapa macam protein dan hormon (protein kecil) seperti antara lain antibodi, komplemen (yang mampu melubangi membran sel musuh yang telah dikenalnya) dan interferon (yang mencegah virus menembus sel sehat). Bagian-bagian sistem imun di atas sebenarnya lebih merupakan pertahanan terhadap serangan bakteri, virus, parasit, jamur dan protein asing yang masuk dari luar tubuh, sedangkan terhadap oksidan yang masuk atau yang dihasilkan di dalam tubuh digunakan beberapa jenis enzim yang mampu menetralisir radikal bebas yang muncul. Dengan demikian lengkaplah sistem pertahanan manusia terhadap pengaruh segala unsur-unsur yang dapat menghancurkan sel-selnya dan memperpendek umurnya. Jelaslah bahwa rahasia perpanjangan umur terletak pada bagaimana manusia dapat menjaga sistem imunnya sebaik mungkin, karena tanpa sistem imun yang baik, manusia akan sangat rentan terhadap segala macam penyakit. Dalam keadaan tanpa imunitas, manusia tak mungkin dapat hidup lama, sebagaimana terjadi pada penderita AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Masalahnya adalah, bagaimana menjaga sistem imun ini sebaik mungkin? Apakah pola makan empat sehat lima sempurna dengan istirahat dan tidur cukup, olahraga teratur serta menghindari stress saja sudah cukup? Ternyata jawabannya tidaklah sesederhana itu.

Gizi kunci perpanjangan umur.

Pengetahuan tentang gizi manusia yang sehat, sebelum diketahuinya peranan radikal bebas dalam perusakan sel-sel dan percepatan penuaan, pada umumnya didasarkan pada kebutuhan metabolisme yang secara empiris ditemukan dari kebutuhan protein, karbohidrat, lemak dan minyak serta vitamin dan mineral pada tingkat pertumbuhan untuk umur-umur tertentu dari bayi hingga lanjut usia. Kebutuhan ini tidak atau belum memperhitungkan kebutuhan khusus untuk mengatasi perusakan sel-sel oleh radikal bebas dan fenomena kemunduran alami dari sistem imun dengan bertambahnya usia. Di kemudian hari barulah diketahui bahwa beberapa jenis vitamin dan mineral sebenarnya berfungsi pula sebagai antioksidan, di antaranya vitamin A, B1,C,E serta mineral selenium dan seng. Karena vitamin-vitamin dan mineral ini terdapat dalam jumlah sangat terbatas dalam bahan makanan, yaitu terutama dalam sayuran dan biji-bijian untuk vitamin dan dalam beberapa jenis hewan laut untuk selenium, sedangkan kebutuhan dosis untuk mengatasi radikal bebas serta memicu sistem imun cukup besar, maka kekurangannya perlu dipenuhi melalui tambahan suplemen. Dengan demikian pola makanan empat sehat lima sempurna yang dikenal selama ini sudah tidak sesuai lagi. Jumlah nutrient pokok berdasarkan pola “4 sehat 5 sempurna” harus ditinjau kembali untuk dihitung secara lebih tepat dan rinci agar menghasilkan kebutuhan metabolisme yang optimal. Komposisi nutrient yang baru ini sekaligus akan dapat pula memberikan antioksidan dalam dosis besar yang diperlukan. Dosis ini jauh berada di atas dosis standard untuk vitamin dan mineral yang diketahui selama ini, yaitu berdasarkan anjuran kebutuhan harian ( recommended daily allowance = RDA) dari FDA ( Food and Drug Administration) di Amerika Serikat. Dengan demikian komposisi nutrient yang baru itu akan menjadi pola makanan sehari-hari yang paling tepat guna menjaga kesehatan sekaligus menunda penuaan.
Ironisnya, dosis besar yang ditemukan berdasarkan hasil penelitian ini, yang dikenal sebagai mega-dose, tidak mendapatkan persetujuan FDA. Alasannya adalah karena secara proseduril, untuk mensahkan mega-dose itu diperlukan penelitian yang lama dan mahal, sedangkan tanpa penelitian ini FDA tidak ingin bertanggung jawab. Padahal perusahaan suplemen bukanlah perusahaan besar yang sanggup membiayai penelitian ini. Namun di balik itu kuat dugaan adanya kolusi perusahaan-perusahaan obat besar yang mengkhawatirkan berkurangnya orang sakit yang diharapkan menjadi konsumen mereka. Kontroversi ini sampai sekarang masih terus berlangsung sehingga perbedaan pendapat mengenai perlunya suplemen akan terus terdengar dilancarkan. Secara rasional para ilmuwan yang tidak berkepentingan dengan kontroversi ini terus menyampaikan hasil penelitian mereka. Akibatnya, atas dasar penelitian tentang batas keamanan dari berbagai antioksidan, pada waktu ini telah beredar suplemen-suplemen mega-dose tersebut yang aman, walaupun pada tiap kemasan ditambahkan penjelasan “dosis ini belum mendapatkan pengesahan FDA”. Bahkan makanan formula untuk bayipun sekarang telah diberi berbagai jenis suplemen untuk lebih meningkatkan pertumbuhan bayi sehat, terutama untuk pengembangan otak dan daya tahan, seperti antara lain asam folat ( folic acid).
Angka-angka RDA dari FDA yang sampai sekarang tetap dipertahankan sebenarnya dibuat berdasarkan pola hidup orang Amerika bertahun-tahun yang lalu dan tidak disesuaikan dengan perkembangan penelitian baru tentang gizi dari segi biologis molekuler. Persyaratan pencantuman referensi RDA pada setiap produk makanan dan minuman yang dijual di Amerika itupun hanya karena mengikuti Undang-Undang Konsumen yang berlaku di sana. Karena itu tidaklah ada alasan bagi siapapun di bagian dunia lain untuk secara membuta hanya mengikuti angka-angka RDA dari FDA ini saja, padahal di kalangan ilmuwan Amerika sendiri angka-angka ini dianggap sudah tidak realistis lagi.

Pola nutrisi baru memperpanjang umur.

Penelitian menunjukkan bahwa apabila nutrisi manusia benar-benar memperhatikan faktor pencegahan penuaan oleh radikal bebas yang menjamin tingkat imunitas maksimal, manusia akan dapat mencapai usia genetis antara 110 - 120 tahun. Bahwa pada waktu ini usia manusia rata-rata di bagian dunia yang dianggap cukup makmurpun baru mencapai sekitar 70 tahunan, menunjukkan betapa besar akibat radikal bebas terhadap berkurangnya potensi usia tersebut. Ini tercermin pada lebih besarnya kematian akibat degenerasi seperti jantung, diabetes, kanker, stroke, hipertensi, ginjal dan sebagainya dibandingkan dengan akibat penyakit oleh bakteri, virus, parasit, jamur dan infeksi lain. Oleh karena itu pola nutrisi baru yang menggabungkan kebutuhan metabolisme dan penangkalan radikal bebas sudah harus ditrapkan semenjak manusia masih berupa janin hingga mendekati usia genetis sejauh mungkin.
Dalam rahim, janin dilindungi oleh sistem imun ibunya sepanjang sistem ini berada dalam kondisi baik. Tetapi begitu sang ibu kesehatannya menurun akibat gizi yang tidak sempurna, maka dengan adanya serangan berbagai penyakit serta masuknya oksidan dari berbagai sumber seperti rokok, makanan rusak, obat-obatan, udara polutif dan sebagainya yang dapat merusak janin, sistem imun ibu akan tidak berdaya menghadapi serangan-serangan itu sehingga akibatnya sel-sel janinpun akan turut diserang sehingga pertumbuhan sel-sel secara normal terhambat. Hal ini akan dapat mengakibatkan kematian janin atau cacat tubuh. Setelah lahir, sistem pertahanan tubuhnya diserahkan sepenuhnya pada dirinya sehingga proses mencegah sel-sel dari kerusakan seperti pada ibunya berlaku pula pada dirinya. Apabila dari sejak lahir bayi tidak dilengkapi dengan dasar-dasar pertumbuhan organ yang baik, besar kemungkinan kekurangan itu akan terbawa terus sampai ia tua, walaupun untuk organ tertentu seperti limpa dan kulit, regenerasi ke arah bentuk yang nomal dapat saja terjadi.

Penangkalan radikal bebas.

Tergantung dari jenis zat-zat yang diserang oksidan dan reaksi yang terjadi, dalam badan terbentuk beberapa jenis radikal bebas. Radikal bebas jenis hidroksil (mengandung gugusan O-H) adalah jenis yang paling berbahaya dan terdapat banyak terbentuk dalam udara bersih di siang hari, sedangkan yang banyak terbentuk dalam badan manusia adalah jenis peroksida (mengandung gugusan O-O) yang merupakan hasil oksidasi terhadap minyak dan lemak dan bahan organik lainnya yang masuk ke dan ada di dalam badan. Jelaslah orang gemuk akan sangat rentan terhadap serangan radikal bebas jenis ini. Di alam bebas, minyak atau lemak yang teroksidasi menyebabkan ia berbau tengik dan berbahaya untuk dikonsumsi.
Jenis superoksida (mengandung gugusan O-O-H) juga dihasilkan dalam tubuh manusia, tetapi di samping dapat merusak sel-sel, ia digunakan pula oleh darah putih untuk membunuh virus dan bakteri. Di sini terlihat bahwa radikal bebas merupakan hasil reaksi kimia dalam tubuh manusia yang bisa merusak tetapi bisa juga diperlukan untuk pertahanan diri. Rahasianya terletak pada bagaimana badan manusia mengontrol produksi radikal bebas itu dalam dirinya sehingga secara keseluruhan memberi hasil akhir yang menguntungkan eksistensi sel-selnya. Kemampuan manusia untuk mengatasi masalah ini diwujudkan melalui dua cara:

Pertama:Kemampuan manusia untuk segera memperbaiki bagian-bagian sel yang rusak dan membangun sel-sel pengganti yang baru. Apabila kemampuan reparasi lebih besar daripada tingkat kerusakan yang terjadi, praktis tidak ada kemunduran dalam fungsi organ-organ manusia. Memang pada kenyataannya, manusia pada usia muda, dari bayi hingga usia remaja, mengalami pertumbuhan fisik yang cepat. Ini disebabkan karena pada usia itu hormon-hormon pertumbuhan (Human Growth Hormone = HGH) dihasilkan oleh berbagai kelenjar (terutama kelenjar pituitary) dalam jumlah banyak sehingga mampu membantu sel-sel mereparasi kerusakan-kerusakan yang terjadi. Proses ini hanya dapat berlangsung bila sel-sel dalam keadaan sehat dan mendapat masukan nutrisi lengkap dalam jumlah yang cukup. Seseorang yang mengalami malnutrisi sudah pasti tidak mampu mengatasi kerusakan itu. Makin bertambah usia orang, makin berkurang hormon-hormon pertumbuhan yang diproduksi kelenjar-kelenjar. Akibatnya kemampuan reparasi sel-sel menjadi berkurang hingga pada titik tertentu, kerusakan yang terjadi tidak seluruhnya dapat direparasi sehingga akan masih tersisa sel-sel yang rusak. Lama-lama jumlah sel-sel yang rusak akan bertambah banyak secara kumulatif sehingga secara lambat laun tetapi pasti akan terjadi degenerasi pada organ-organ yang menderita paling parah.
Tanda-tanda penuaan akibat radikal bebas ini dapat terlihat dengan kasat mata dari timbulnya bintik-bintik coklat atau hitam di kulit, terutama di muka dan lengan, serta terjadinya perubahan permukaan kulit yang menjadi kisut, berkerut, kering hingga bersisik. Perubahan permukaan kulit ini disebabkan oleh mengerasnya lapisan kulit sebagai akibat reaksi penyilangan rangkaian sel-sel kulit (“cross-linking”) disertai oleh tidak berfungsinya kelenjar keringat Tanda ini sebenarnya memberitahukan orang tersebut bahwa telah terjadi degenerasi pada dirinya akibat serangan radikal bebas yang tidak dapat ditangkal secara penuh. Dengan perkataan lain, zat antioksidan dalam dirinya tidak cukup untuk mengatasi serangan radikal bebas yang timbul. Apabila hal ini dibiarkan terus, suatu saat akan ada organ yang tingkat degenerasinya paling parah sehingga menjadi rusak atau “jebol”. Ini bisa terjadi di mana saja dan tak dapat dipastikan organ yang mana yang akan “jebol” lebih dahulu. Akibatnya bisa terjadi serangan jantung, stroke akibat penyempitan pembuluh darah karena terjadinya plak, diabetes, hipertensi, arthritis (rematik), katarak, kehilangan memori atau “pikun” dan sebagainya. Bisa juga berlanjut pada kerusakan atau mutasi pada DNA dari inti sel yang memicu pertumbuhan tumor atau kanker. Bagi mereka yang sudah melihat tanda-tanda ini, kewaspadaan perlu ditingkatkan serta diusahakan perbaikan pola hidup dan pola nutrisinya secepat mungkin, sebelum terlambat!
Kedua : Diproduksikannya berbagai enzim-enzim yang mampu menyerap radikal bebas dan langsung menetralisasikannya sehingga reaksi berantai yang dipicu oleh radikal bebas tidak berlanjut. Beberapa enzim penangkal radikal bebas yang terpenting adalah :
1.Superoksid dismutase (SOD) yang langsung memangsa radikal bebas jenis superoksida. Enzim ini sangat penting dalam mencegah penuaan dan dihasilkan tubuh manusia dalam bentuk protein dalam jumlah besar urutan ke lima sesudah collagen,albumin,globulin dan hemoglobin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jangka umur (life span) beberapa jenis mammalia (makhluk menyusui), termasuk manusia sangat dipengaruhi oleh tingkat kadar SOD di badan. Makin tinggi kadar SOD yang berarti makin besar daya tahannya terhadap serangan radikal bebas jenis superoksida, makin panjang umur yang dapat dicapai.
2.Glutathion peroksidase yang mampu menghancurkan radikal bebas jenis peroksida dan menangkal jenis-jenis berbahaya yang lain, meningkatkan imunitas tubuh, memudakan kembali sel-sel tua yang belum mati, mencegah timbulnya kanker, mencegah pengerasan jaringan pada lapisan permukaan seperti pada kulit, pembuluh darah, mata dan sebagainya.
3.Katalase yang menghancurkan hidrogen peroksida yang terjadi dalam badan oleh penguraian lemak dan minyak yang teroksidasi, baik yang dimakan (lemak dan minyak basi, ditandai oleh bau tengik), maupun yang ada dalam badan, terutama pada mereka yang berbadan gemuk. Dalam kehidupan sehari-hari, sebagai bahan kimia yang mempunyai kemampuan mengoksidasi zat-zat organik, hidrogen peroksida diproduksi untuk bahan pemutih yang tidak meninggalkan sisa yang berbahaya karena setelah bereaksi, hydrogen peroksida berubah menjadi air. Di pasaran bahan ini dijual untuk memutihkan tekstil, rambut atau untuk larutan kumur-kumur pembunuh kuman di mulut (Listerine). Di dalam badan ia terbentuk melalui oksidasi lemak, terutama lemak tak jenuh ganda (poly unsaturated fats) merusak sel-sel dan juga membentuk zat-zat yang karsinogenik ( pemicu kanker) dan mutagenik ( pemicu perubahan genetik).

Pembentukan enzim-enzim ini jelas memerlukan asupan protein karena mereka sendiri adalah molekul protein yang berkonfigurasi tiga dimensional dan konfigurasi ini menentukan efektifnya berfungsi setelah berintegrasi secara tepat pada membran sel sasarannya. Enzim SOD memerlukan kombinasi mineral seng-tembaga dan seng-mangan, sedangkan enzim glutathion peroksidase memerlukan mineral selenium, suatu mineral yang mirip sekali dengan belerang, tetapi mempunyai sifat yang khas yang membuat enzim itu mempunyai kemampuan besar memperpanjang umur manusia.

Pola nutrisi sehat dengan dua unsur.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa pola hidup sehat memerlukan asupan nutrients yang terdiri atas dua unsur yang bertujuan terlaksananya metabolisme yang sempurna dan pengembangan sistem imun yang tangguh. Untuk metabolisme diperlukan semua komponen nutrients yang sehat dan tidak mengandung komponen-komponen yang dapat merusak atau mudah dirusak oleh oksidasi, terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin dan mineral. Untuk sistem imun, di samping komponen nutrients untuk metabolisme sempurna tersebut, diperlukan tambahan asupan berbagai zat yang membantu pembentukan enzim-enzim yang menangkal radikal bebas, sebagian besar berupa vitamin dan mineral. Perlu diketahui bahwa karena radikal bebas yang dihadapi jumlahnya sangat banyak dan terbentuk terus menerus dalam badan manusia selama ia bernafas, maka dosis antioksidan harus benar-benar besar agar dapat mengatasi segala kemungkinan serangan radikal bebas. Adanya mega-dosis (“mega-dose”) di dalam cairan badan ini akan dapat membentuk sebuah perisai yang tangguh yang melindungi semua sel-sel yang rawan terhadap serangan radikal bebas. Beberapa vitamin dan mineral yang ternyata sangat berarti dalam memerangi radikal bebas di antaranya adalah vitamin A,B1,B5, B6,C,E dan mineral selenium dan seng. Sedangkan di antara jenis protein, asam amino sistein (“cysteine”) adalah yang terpenting. Ini tidak berarti bahwa unsur-unsur lain tidak penting, namun kebutuhannya relatif sedikit dan sebagian dapat pula dihasilkan oleh badan manusia sendiri dari asupan nutrisi yang lengkap. Karena itu tambahan khusus di atas kebutuhan dasar harian untuk metabolisme normal tidak terlalu diperlukan, kecuali untuk menghadapi masalah gangguan kesehatan tertentu seperti gangguan jantung, memori (penyebab pikun), katarak, prostat, akibat keracunan nikotin, asthma dan lain-lain.
posted by M. Anwar Ibrahim @

Tidak ada komentar: